Jumat, 26 April 2019

Information Technology Infrastructure Library

ITIL atau Information Technology Infrastructure Library adalah suatu rangkaian dengan konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan (TI). Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya.
ITIL memberikan deskripsi detil tentang beberapa praktik (TI) penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi (TI).
  1. Service Strategy
  2. Service Design
  3. Service Transition
  4. Service Operation
  5. Continual Service Improvement
Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi:
  1. Practice fundamentals – menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
  2. Practice principles – menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
  3. Lifecycle processes and activities – menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
  4. Supporting organization structures and roles – proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.
  5. Technology considerations – menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
  6. Practice Implementation – berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
  7. Complementary guideline – berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
  8. Examples and templates – berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.
Di samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi. Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.

Siklus Layanan ITIL
 
Kelima bagian ITIL yang seperti tersebut di atas biasanya disebut juga sebagai bagian dari sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan Sikuls Layanan ITIL. Secara singkat, masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut.

1. Service Strategy

 Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
• Service Portfolio Management
• Financial Management
• Demand Management
Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.
Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.

2. Service Design

 Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1. Service Catalog Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
4. Capacity Management
5. Availability Management
6. IT Service Continuity Management
7. Information Security Management

3. Service Transition

 Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1. Transition Planning and Support
2. Change Management
3. Service Asset & Configuration Management
4. Release & Deployment Management
5. Service Validation
6. Evaluation
7. Knowledge Management

4. Service Operation

 Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1. Event Management
2. Incident Management
3. Problem Management
4. Request Fulfillment
5. Access Management

5. Continual Service Improvement

 Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle
Sebuah perusahaan yang mengimplementasi ITIL secara nyata tentunya mendapat banyak sekali keuntungan, misalnya, pelayanan IT menjadi lebih fokus kepada departemen lainnya di dalam satu perusahaan, biaya lebih efisien dan dapat diatur dengan baik, serta perubahan-perubahan IT yang dapat lebih mudah untuk diatur, dan masih banyak keuntungan lainnya yang pada akhirnya akan berdampak pada income perusahaan itu sendiri.


Sertifikasi ITIL adalah yang paling dicari dalam industri TI. Beberapa Sertifikasi ITIL biasanya membuat ke daftar sertifikasi teknis tertinggi membayar. Sertifikasi ITIL ITIL dikelola oleh Badan Sertifikasi Manajemen (ICMB) yang terdiri dari OGC, IT Service Management Forum Internasional dan dua pemeriksaan lembaga:. EXIN (berbasis di Belanda) dan ISEB (berbasis di Inggris) yang EXIN dan ISEB mengelola ujian dan kualifikasi penghargaan di Yayasan, Praktisi dan Manajer / tingkat Master saat ini dalam ‘ITIL Service Management’, ‘ITIL Aplikasi Manajemen’ dan ‘Manajemen Infrastruktur TIK’ masing-masing.
ITIL Volume, 5 Volume ITIL adalah sebagai berikut:

Layanan Strateg
Strategi Buku Service memberikan pandangan ITIL yang sejalan bisnis teknologi dan informasi. Ini menentukan bahwa setiap tahap siklus hidup layanan harus tetap fokus pada kasus bisnis, dengan tujuan bisnis yang ditetapkan, persyaratan dan prinsip-prinsip manajemen layanan.

Layanan Desain
Desain Buku Service memberikan panduan pada produksi / pemeliharaan kebijakan teknologi informasi, arsitektur, dan dokumen.
Layanan Transisi
Buku Transisi Layanan berfokus pada peran manajemen perubahan dan praktek rilis, menyediakan kegiatan bimbingan dan proses untuk transisi dari layanan ke dalam lingkungan bisnis.

Layanan Operasi
Buku ini berfokus pada pengiriman dan kegiatan proses kontrol berdasarkan pilihan layanan dan dukungan jasa penyampaian kontrol.
Peningkatan Pelayanan terus menerus: Buku ini berfokus pada elemen proses yang terlibat dalam mengidentifikasi dan memperkenalkan perbaikan manajemen pelayanan, serta isu-isu seputar layanan pensiun.



ITIL Versi 2

Versi sebelumnya ITIL fokus kurang pada siklus hidup, dan lebih pada proses.
ITIL V2 dibagi menjadi dua bidang utama:
Layanan dukungan dan pelayanan.
Layanan Dukungan jawaban perhatian Bagaimana pusat data memastikan bahwa pelanggan memiliki akses ke layanan yang tepat? Ini mencakup disiplin ilmu yang memungkinkan IT Services yang akan diberikan secara efektif.

Layanan yang diberikan adalah sebagai berikut :
  1.   Manajemen Perubahan
  2. Manajemen Pers
  3. Masalah Manajemen
  4. Insiden Manajemen
  5. Manajemen Konfigurasi

Pelayanan adalah pengelolaan layanan TI sendiri, dan melibatkan sejumlah praktek manajemen untuk memastikan bahwa layanan TI yang disediakan seperti yang disepakati antara Penyedia Jasa dan Nasabah. Pada dasarnya, penyedia layanan harus menawarkan pengguna bisnis dukungan yang memadai. Pelayanan meliputi isu-isu yang harus dipertimbangkan untuk memastikan hal ini. Layanan Pengiriman dibagi menjadi:

  1.  TI Manajemen Keuangan
  2. Manajemen TI Kontinuitas
  3. Kapasitas Manajemen
  4. Ketersediaan Manajemen
  5. Service Level Manajemen
  6. Layanan Meja
Gambar terkait

Kesimpulan:   
  Pemanfaatan IT IL dapat daplikasikan dalam melakukan berbagai hal suatu contohnya dalam bidang system informasi perpustakaan dan Evaluasi kebutuhan TI diperlukan sebagai upaya kesiapan perpustakaan dalam mengoptimalkan penerapan TI dalam sistem informasi perpustakaan. Sehingga penerapan TI di perpustakaan bukan sekedar gengsi tetapi sebuah strategi. Beberapa contoh pertanyaan berikut dapat membantu untuk evaluasi kebutuhan TI di perpustakaa.

Dengan menyediakan pendekatan sistematis untuk manajemen layanan TI, ITIL dapat membantu sebuah perusahaan dalam cara berikut:
  • Mengurangi biaya
  • Peningkatan layanan TI melalui penggunaan proses-proses praktek terbaik yang telah terbukti
  • meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pendekatan yang lebih profesional untuk pelayanan standar dan pedoman
  •  Meningkatkan produktivitas
  •  Meningkatkan penggunaan keterampilan dan pengalaman
  •  Meningkatkan penyampaian layanan pihak ketiga melalui spesifikasi ITIL atau ISO 20000 sebagai standar untuk pengiriman layanan pengadaan jasa.Ø
refrensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/ITIL
https://mumtazgalery.wordpress.com

Senin, 01 April 2019

ANALISA SISTEM LAYANAN DI JNE


ANALISA SISTEM LAYANAN DI JNE

Ø        Sistem Layanan Informasi pada JNE

      JNE merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengiriman dan logistic di Indonesia. Saat ini JNE sudah menjadi penyedia jasa pengiriman barang yang terkenal di seluruh Indonesia.Tak bisa dipungkiri hamper seluruh aktivitas jual beli online atau pengiriman barang secara personal menggunakan jasa pengiriman JNE

      Perusahaan yang mempunyai nama lengkap PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE) ini terkenal unggul karena ongkos kirimnya yang bisa dibilang murah dan kualitas pelayanannya pun tak perlu diragukan lagi.

      Dalam pelayanannya, JNE mempunyai ratusan outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. JNE juga menciptakan aplikasi berbasis Sistem Aplikasi yang bernama My JNE yang dapat di gunakan di akses di smartphone.

      My JNE adalah aplikasi berbasis android yang menghubungkan nomor telepon pelanggan dengan seluruh kiriman yang dikirim melalui JNE. Fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi my JNE ini pun terbilang sudah cukup lengkap, yaitu terdapat MY TARIFF yang digunakan untuk mengecek tariff pengiriman JNE seluruh Indonesia, kemudian MY SHIPMENT untuk mengecek status pengiriman sendiri dan kiriman orang lain dengan lebih cepat, lalu MY LOCATION untuk mengecek lokasi outlet pengiriman JNE terdekat, dan yang terakhir adalah MY COD untuk membuat order dari toko online dan menggunakan JNE sebagai mediasi pembayaran.

      Sebelum saya membuat artikel ini saya menyempatkan diri menuju kantor JNE terdekat dari rumah saya untuk mencari berbagai informasi tentang JNE. Dan kebetulan saya diberi kesempatan untuk mewawancarai salah satu pegawai JNE yang sedang sedikit senggang untuk mendapat informasi tambahan seputar layanan pada JNE. Berikut hasil wawancaranya

·         Pewawancara  :

Bagaimana sistem pelayanan yang ada di JNE?

Narasumber     :

Ya pertama kita pastikan dulu barang apa yang mau dikirim, lalu jelasin dulu beberapa service yang disediakan JNE, yaitu YES,Reguler,dan Ekonomi. Nah setelah customer milih layanan apa yang mau dipakai kita buat dulu data nya seperti kode barang, nama pengirim, alamat tujuan dan lain lain, setelah itu kita masukin ke database JNE



·         Pewawancara :

Kendala apa saja yang sering dialami dalam sistem pelayanan JNE?

·         Narasumber     :

Yang paling sering kejadian sih misalnya salah alamat, lalu pengiriman yang terlambat juga sering terjadi. Ya biasa sih soalnya kan kejadian kejadian saat pengiriman tidak ada yang bisa menebak seperti hujan, macet dan sebagainya



·         Pewawancara  :

Apakah JNE memiliki layanan Sistem Informasi dan dalam bentuk apakah layanan Sistem Informasi itu?

·         Narasumber     :

kita ada layanan Sistem Informasi berbasis aplikasi android yang namanya My JNE



·         Pewawancara  :

Apa manfaat yang diterima JNE dengan adanya aplikasi My JNE?

·         Narasumber     :

Sebenernya yang nerima manfat My JNE bukan Cuma dari pihak perusahaan saja, tapi pelanggan juga merasakan manfaatnya, contoh manfaat dari sistem informasi nya tuh seperti pelanggan bisa tahu tentang perkiraan ongkos kirim, estimasi dan keterlambatan pengiriman, lebih efisien juga, lalu mempermudah customer untuk tracking resi dari barang yang dikirim.



·         Pewawancara  :

Apakah ada perbedaan operasional sebelum dan sesudah menggunakan layanan sistem informasi seperti My JNE?

·         Narasumber     :

Untuk pelayanan operasional perbedaan tidak terlalu signifikan tapi ya cukup membantu. Misal sebelum ada sistem informasi ini pelanggan harus dating ke kantor JNE terdekat untuk mengecek status pengiriman, tentunya kami harus melayani pelanggan, nah dengan adanya sistem informasi ini pelanggan dapat mengecek status pengirimannya di web langsung



·         Pewawancara  :

Terakhir, kendala apa saja yang sering terjadi pada layanan sistem informasi?

·         Narasumber     :

Ya, sebenarnya tidak ada aplikasi yang sempurna jadinya dalam setiap aplikasi termasuk My JNE juga sempat beberapa kali mengalami error, namun IT kami dapat menanganinya dengan baik. Pernah terjadi yang paling parah yaitu layanan ini tidak bisa di akses selama kurang lebih 3 jam dan itu terjadi beberapa kali.



Ø    Kesimpulan



      Aplikasi ini betujuan untuk memudahkan para pelanggan JNE dalam melacak paket yang mereka kirim/pesan. Dengan adanya aplikasi my JNE ini maka para pelanggan tidak perlu repot-repot untuk pergi ke outlet JNE terdekat, hanya tinggal memasukkan nomor resi kemudian akan muncullah status barang yang masih dalam pengiriman oleh JNE

      Aplikasi ini juga ditujukan bagi para pelanggan yang ingin mengirim barang, mereka tak perlu khawatir akan mendapat ongkos kirim yang mahal, karena dengan aplikasi yang disediakan oleh JNE maka pelanggan bisa mengecek terlebih dahulu berapa ongkos kirim yang akan mereka tanggung setiap kg-nya.



Sumber:




FAKTOR FAKTOR YANG MENJADIKAN PESAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

1. Faktor Sosial       Triandis (1980) mendefinisikan faktor sosial sebagai internalisasi individu dari referensi kelompok budaya subyektif ...